Rabu, 29 April 2009

SISTEM TEKNOLOGI PERALATAN

Didalam kehidupan masyarakat sunda saat ini, terutama dalam kehidupan masyarakat perkotaan sudah jarang sekali atau mungkin kita tidak akan dapat menemukan suatu sosok individu atau kelompok masyarakat sunda yang melakukan proses sosialisasi terhadap keluarganya mengenai budayanya sendiri. Sehingga wajar apabila terjadi dalam kehidupan generasi muda saat ini yang hidup diperkotaan ada yang tidak mengenal tentang adapt istiadat sunda, sejarah, bahasa, kesenian dan teknologi peralatannya, justru yang mereka kenal adalah budaya llllain yang diadopsidalm kehidupan sehari-hari seperti musik barat yang beraliran keras, pakaian model barat yang serba buka-bukaan, makanan produk barat yang mengandung lemak, perabot rumah tangga yang serba modern dan canggih, bahasa yang digunakan tidak lagi bahasa ibu ( bahasa daerah ) tetapi bahasa campuran yang tidak dimengerti oleh orang lain, rasa sopan santun sudah tidak, baik terhadap orang tua maupun orang lain dan lain sebagainya.
Judistira K.Garna (1992 : 1) mengatakan bahwa suatu atau sejumlah perubahan selalu berlaku pada semua masyarakat manusia, setiap saat dimanapun mereka hidup dan berada. Kadangkala perubahan itu berlangsung secara tiba-tiba dan serentak. Menurut Astrid perubahan masyarakat dalam arti luas, diartikan sebagai perubahan atau perkembangan dalam arti positif maupun negative.
Dari kedua pendapat diatas jelas sekali bahwa tidak ada suatu budaya pun didunia ini yang bersifat statis, namun perubahan itu tentunya akan mengarah kepada suatu perunahanyang sifatnya positif atau negative. Selama perubahan itu positif tentunya akan banyak bermanfaat bagi kehidupan pendukungnya dari kebudayaan tersebut, akan tetapi sebaliknya jika perubahan tersebut bersifat negative maka akan merusak terhadap kehidupan pendukungnya dari suatu kebudayaan itu.
Sebagaimana halnya dengan masalah teknologi peralatan masyarakat sunda yang saat ini kurang diminati oleh masyarakat sunda sendiri di dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan masyarakat sunda yang berada diperkotaan, mereka lebih senang dan bangga terhadap teknologi peralatan ytang serba modern, yang lebih praktis pemakaiannya. Mereka yang biasa hidup dikota merasa gengsi atau malu apabila membeli atau menggunakan teknologi peralatan tradisional sunda, yang menurut anggapan mereka sudah tidak layak lagi dalam kehidupan modern ini.
Sesuai dengan uraian Ahmad Hadi ( 1994:61-128) bahwa teknologi peralatan masyarakat sunda dapat dibagi kedalam empat bagian :
1) Teknologi peralatan rumah tangga
2) Teknologi peralatan berburu
3) Teknologi peralatan pertanian
4) Teknologi poeralatan transportasi

1) Teknologi Peralatan Rumah Tangga
Teknologi peralatan rumah tangga dalam kehidupan masyarakat sunda diantaranya :
 Aseupan, terbuat dari bambu gunanya untuk menanak nasi.
 Ayakan, terbuat dari bambu gunanya untuk mencuci sayuran atau untuk menangkap ikan.
 Baki, terbuat dari kayu gunanya untuk tempat gelas atau keler.
 Bakul, terbuat dari bambu gunanya untuk beras atau nasi.
 Baskom, terbuat dari alumunium gunanya untuk tempat beras, nasi, makanan, sayuran dll
 Boboko, terbuat dari bambu gunanya untuk beras atau nasi.
 Cecempeh, terbuat dari bambu gunanya untuk membersihkan beras atau menjemur makanan.
 Centong, terbuat dari kayu gunanya untuk mengambil nasi.
 Centing, terbuat dari tanah gunanya untuk menyimpan garam.
 Cewo, terbuat dari tanah merah gunanya untuk membakar garam batu supaya halus.
 Coet jeung mutu, coet terbuat dari tanah atau batu, mutu terbuat dari kayu atau batu gunanya untuk membuat bumbu masak atau sambel.
 Cukil, terbuat dari kayu atau bambu gunanya untuk mengambil nasi.
 Cumbung, terbuat dari bambu gunanya untuk tempat nasi pada waktu kendurian.
 Didingklik/jojodog, terbuat dari kayu gunanya untuk tempat duduk.
 Dingkul, boboko besar terbuat dari bamboo gunanya untuk tempat nasi atau tempat beras.
 Hihid, terbuat dari bambu gunanya untuk mengipasi nasi panas.
 Dulang, terbuat dari kayu gunanya untuk menghaluskan nasi atau membuat ulen.
 Emuk, terbuat dari seng atau kaleng gunanya untuk tempat air minum.
 Cangkir, terbuat dari seng atau kaleng gunanya untuk tempat air minum.
 Gayung, terbuat dari batok kelapa gunanya untuk mengambil air dari buyung.
 Gentong butung, terbuat dari tanah gunaynya untuk tempat air atau tempat beras.
 Halu, terbuat dari kayu gunanya untuk menumbuk padi.
 Hawu, terbuat dari tanah atau semen gunanya untuk memasak.
 Jodang, ayakan besar terbuat dari bambu gunanya untuk menjemur makanan seperti opak atau rengginang.
 Jubleg, semacam lisung terbuat dari kayu atau batu gunanya untuk membuat tepung.
 Jubung, terbuat dari bambu gunanya untuk menyimpan aseupan yang berisi nasi.
 Kalo, terbuat dari anyaman kawat atau bambu gunanya untuk menyaring tepung.
 Kameuti/kameron, terbuat dari anyaman daun pandan atau daun gebang gunanya untuk tempat makanan kalau bepergian kehutan.
 Kastrol, terbuat dari besi gunanya untuk menanak nasi atau memasak air.
 Katel, terbuat dari besi gunanya untuk menggoreng.
 Kele, terbuat dari ruas bambu gunanya untuk mengambil air.
 Kekeb, terbuat dari bambu gunanya untuk menutupi aseupan kalau menanak nasi atau memasak masakan.
 Kekeba/ tingkeb, terbuat dari anyaman bambu gunanya untuk membawa oleh-oleh.
 Kempis/korang, terbuat dari anyaman bambu gunanya untuk tempat ikan pada waktu memancing.
 Kendi, terbuat dari tanah gunanya untuk menyimpan air.
 Koja, terbuat dari anyaman rotan gunanya untuk membawa makanan kalau pergi kehutan.
 Kolanding, terbuat dari ruas bambu gunanya untuk mengambil lahang.
 Nyiru, terbuat dari anyaman bambu gunanya untuk membersihkan gabah, beras dll.
 Parako, terbuat dari palupuh mamakai tanah gunanya untuk menyimpan hawu supaya tidak kebakaran.
 Parud, terbuat dari kayu memakai seng atau kawat gunanya untuk memarut kelapa.
 Piring, terbuat dari kaleng atau porselen gunanya untuk makan atau tempat makan.
 Poci, terbuat dari tanah atau kaleng gunanya untuk meneduh air the.
 Rampadan, terbuat dari kuningan gunanya untuk mengantarkan hidangan pada tamu.
 Ranggap, terbuat dari bambu gunanya untuk mengurung ayam.
 Rantang, terbuat dari kaleng untuk membawa makanan .
 Sair, terbuat dari bambu gunanya untuk menagkap ikan.
 Sangrayan, terbuat dari tanah gunaya untuk memasak kacang tanpa menggunakan minyak
 Seserok, terbuat dari seng atau kaleng gunanya untuk mengankat gorengan.
 Teko, terbuat dari dari kaleng atau aluminium gunanya tempat air.
 Tolombong, terbuat dari anyaman bambu gunanya untuk mengambil buah-buahan atau ubi-ubian dari kebun.

2) Teknologi Peralatan Berburu
Teknologi peralatan untuk menangkap binatang dalam kehidupan masyarakat sunda diantaranya :
 Bandring, terbuat dari kayu dan karet gunanya untuk melemparkan batu dalam menangkap burung.
 Bedog, terbuat dari besi gunanya untuk menyembelih binatang buruan atau untuk memotong pohon.
 Burang, terbuat dari bambu runcing gunanya untuk ranjau dalam menagkap binatang.
 Panah, terbuat dari bambu memaki besi gunanya untuk melukai binatangt.
 Sumpit, terbuat dari bambu kecil dengan peluru terbuat adri harupat kawung memakai kapuk atau kapas gunanya untuk menangkap burung.
 Tumbak, terbuat dari kayu memaki besi gunanya untuk menusuk binatang buruan.

3) Teknologi Peralatan Pertanian.
Teknologi peralatan pertanian dalam kehidupan masyarakat sunda dibagi kedalam dua kelompok masyarakat yaitu:

a. Masyarakat sawah, peralatan yang digunakan diantaranya adalah :
 pacul, terbuat dari tipis dan lebar memakai gagang guannya untuk menggali lobang untuk menggali lobang atau menggemburkan tanah.
 Etem, terbuat dari besi semacam silet besar memakai kayu gunanya untuk memotong padi.
 Garu, terbuat dari kayu seperti sisir gunanya untuki menghaluskan tanah yang sudah dicangkul atau setelah diwuluku.
 Arit, terbuat dari besi berbentuk berbentuk bulan sapasi gunanya untuk memotong rumput.
 Parang, terbuat dari besi besar keujung memakai gagang kayu gunanya untuk membersihkan rumput dipematang sawah.
 Gacok, terbuat dari besi dan kayu seperti garpu, memakai ngagang seperti cangkul gunanya untuk menggaruk rumput atau sampah.
 Susurung, terbuat dari kayu panjang memakai gagang gunanya untuk meratakan tanah sawah sebelum ditanami padi.
 Caplak, terbuat dari kayu seperti sisir dengan jarak 20 centimeter gunanya untuk mengatur jarak menanam padi

b. Masyarakat ladang, peralatan yang digunakan diantaranya adalah :
 Bedog, terbuat dari besi gunanya untuk memotong kayu atau pohon.
 Arit, terbuat dari besi berbentuk bulan sepasi gunanya untuk memotong rumput.
 Baliung, terbuat dari besi berbentuk patik tetapi bisa diputar gunaya untuk membelah atau mengupas kayu.
 Congkrang, terbuat dari besi dan kayu gunanya untuk mengambil kayu baker atau membersihkan rumput dan ranting.
 Gacok, terbuat dari besi dan kayu seperti garpu, mamakai gagang seperti cangkul gunanya untuk menggaruk rumput atau sampah.
 Gaet, terbuat dari besi semacam arit yang bentuknya lebih kecil dengan memakai pegangan yang panjang gunanya untuk mengambil daun pisang.
 Gobang, terbuat dari besi bentuknya seperti golok tapi panjang gunanya untuk memotong kayu atau senjata perang jaman dulu.
 Kampak, terbuat dari gigi berbentuk gigi mamakai kayu gunanya untuk membelah kayu atau memotong kayu.
 Kored, terbuat dari besi bentuknya kecil gunanya untuk membersihkan rumput.
 Pacul, terbuat dari besi tipis dan lebar memakai gagang (doran) gunanya untuk menggali lobang atau menggemburkan tanah.
 Patik, terbuat dari besi seperti kapak besar gagangnya panjang gunanya untuk memotong atau membelah kayu.
 Aseuk, terbuat dari kayu bulat panjang, ujungnya runcing gunanya untuk membuat lubang pada tanah yang akan ditanami.

4) Teknologi Peralatan Transportasi
Teknologi peralatan transportasi dalam kehidupan masyarakat sunda diantaranya adalah:
 Delman, kretek, alat transportasi yang terbuat dari kayu dan besi dengan tutup atas plastik atau terpal, kapasitas penumpang enam orang termasuk kusir dan ditarik oleh kuda dan kondisi kendaraan agak tinggi dari dokar dan sado.
 Dokar, sado, alat transportasi yang terbuat dari kayu dan besi dari tutup atas plastik atau terpal, kapasitas penumpang enam orang ditarik oleh kuda kondisi kendaraan agak pendek dari delman dan kretek.
 Padati, alat transportasi yang terbuat dari kayu dan besi berbentuk persegi empat dengan tutup atas plastik atau terpal, untuk mengangkut barang dan ditarik oleh sapi.
 Gorobag, terbuat dari kayu dan besi dengan ukuran berbentuk persegi empat lebih besar dari pedati dengan tutup atas plastik atau terpal, untuk mengangkut barang dan ditarik oleh dua ekor sapi.
 Parahu, terbuat dari kayu dengan ukuran kecil atau besar gunanya untuk mengankut barang atau oarang dalam menyebrang sungai.
 Rakit, terbuat dari susunan bambu yang diikat dengan menggunakan tali pegangan dati kawat yang membentang diantara dua tepi sungai atau dengan menggunakan tongkat sebagai alat penekan supaya maju, gunanya sebagai alat penyebrangan orang atau barang dan kendaraan kecil.

Teknologi peralatan tradisisonal masyarakat sunda ini, tentunya masih ada dan digunakan oleh sebagian kecil masyarakat sunda yang masih hidup dalam kesederhanaannya terutama di pedesaan. Mereka senantiasa bersatu dengan alamkarena kehidupan kesehariannya pada umumnya adalah berladang dan bersawah, anak-anak desa setiap harinya mempunyai pekerjaan membantu orang tua setelah pulang sekolah, mereka pergi keladang atau kesawah memotong rumput untuk ternaknya, setelah selesai baru mereka bermain, menjelang sore mereka mengaji dam pulang mengaji mereka belajar. Begitulah kiranya keseharian mereka dalam menjalani kehidupan di pedesaan.
Bagaimana kehidupan dikota tentunya sangatlah derbeda dengan kebiasaan hidup dipedesaan. Dikota mereka sangat dimanjakan dengan berbagai suasana yang serba santai, tempat hiburan yang mengundang kebebasan, tanggung jawab membantu orang tua setelah pulang sekolah tidak ada, akhirnya mereka bergaul dengan bebas dalam kehidupan lingkungan kota yang menjanjikan kesenangan lahiriyah saja.

Tidak ada komentar: