Minggu, 10 Februari 2008

LIBERALISME ISLAM


Liberalisme Islam muncul dari berabad-abad lalu. Meminjam kata-kata Hedi Muhammad bahwa liberalisme muncul sebagai suatu paham yang lahir sejak masa protestan muncul. Mereka merasa terkekang oleh aturan-aturan keagamaan , liberalisme ini digunakan sebagai alat untuk melawan hegemonitas Islam sebagai suatu agama. Hal ini juga dikarenakan Islam lahir sebagai pembawa perdamaian yang mempunyai banyak aturan-aturan. Di Indonesia sendiri sudah mulai pada awal tahun 1970-an. Proses liberalisasi terjadi diberbagai bidang kehidupan, politik, ekonomi, social, moral, infoprmasi, termasuk agama.

Pada 29 Juli 2005, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan salah satu fatwa yaitu mengharamkan paham liberalisme. Fatwa MUI tersebut tidak lepas dari makin maraknya “Liberalisme Islam” yaitu penafsiran ajaran Islam secara bebas bahkan menyimpang dari paham yang diyakini mayoritas umat Islam, dimana menganggap semua agama sama, memperbolehkan menikah dengan beda agama, perlu mengkaji ulang Al-Qur’an dan Hadist karena tidak sesuai dengan jaman lagi, tidak mengakui adanya hukum Tuhan dan syariat mu’amalah (pergaulan antar manusia menafikan syari-at jilbab, hudud (pidana Islam), dan sebagainya. Namun sejumlah tokoh Aliansi Masyarakat Madani untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, mendesak MUI untuk mencabut fatwa yang mengharamkan Liberalisme. Loh, kenapa pak? Hal itu dikarenakan dalam Nahdlatul Ulama (NU) masih berkembang paham liberal.

Bentuk Liberalisme itu seperti juga adanya pengokohan hegemoni barat melalui kristenisasi, imperialisme modern, dan orientalisme. Wah, begitu besarnya bahaya liberalisme Islam, lalu bagaimana masyarakat awam yang cetek dengan ilmu agama seperti saya ini menanggapi hal itu? Sedangkan para orang alim dan ahli agama seperti ulama-ulama banyak yang melakukan perdebatan mengenai ajaran Islam itu sendiri. Memang hal tersebut sudah diramalkan berabad-abad lalu bahwa akan terjadi hal seperti ini, namun apakah adanya perdebatan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan umat Islam antara ulama-ulama merupakan buatan agar pemahaman Islam yang benar diselewengkan??

Saya memandang bahwa perdebatan yang terjadi adalah wajar dan arus Liberalismepun akan menjamur semakin subur, namun terkadang juga membuat bingung. Namun saya berkeyakinan bahwa Islam agama yang paling benar dan sangat jelas adanya aturan-aturan yang berlaku melalui AL-Qur’an dan Hadist.Terkadang saya bertanya jika kita menginginkan persatuan umat Islam dan hari depan umat Islam yang cerah mengapa kita tidak bersatu? Tapi malah memilih berkotak-kotak membuat kelompok bahwa “kami” lah yang paling benar. Wallahu a’alam.

Referensi:

Tabloid Alhikmah no. 18. Januari 2008.

ISLAMOFOBIA


Selain Altophobia (takut ketinggian), Scotophobia (takut gelap) dan Theologicophobia (takut agama) ada juga loh yang disebut islamofobia. Islamofobia adalah ketakutan yang tidak mendasar terhadap Islam yang kian menguat dikalangan masyarakat barat.

Berdasarkan uraian diatas, Pada semester 5 ini, saya diberikan tugas untuk membuat resume dari beberapa jurnal. Kebetulan jurnal yang saya dapat berjudul ISLAM AND THE WEST : NARRATIVES OF CONFLICT AND CONFLICT TRANSFORMATION Oleh Nathan C. Funk dan Abdul Aziz Said dalam Internasional Journal of Peace Studies, Volume 9, Number 1,Spring/Summer 2004.

Setelah dipahami ternyata menarik juga untuk tahu hubungan antara Islam dan Barat, apalagi sekarang ini. Menurut jurnal tersebut terdapat Naratif konflik budaya Amerika dan Muslim antara “Islam” dan“Barat, yaitu Peradaban-peradaban yang bertentangan,Persaingan-persaingan ideologis, dan Sumber daya alam.Islam memiliki suatu factor dalam definisi identitas Barat selama berabad-abad, secara konsisten memainkan peran dari “saingan” dan theological/ ideologis “. lain.” Terobosan Islam yang mendadak di Arab penaklukan-penaklukan dari Byzantium dan Sassanian, belum lagi Spanyol, yang diperkenalkan awal orang-orang Kristen dimana terdapat tantangan politik dan teologi, dan pada akhirnya menimbulkan konsepsi bahwa Islam sebagai suatu agama ancaman.

Menurut Islam, Barat merupakan suatu tantangan budaya dan politik yang luar biasa Terutama sekali di Timur Tengah, persepsi ini sudah akut dengan adanya kolonialisme, akibat perang dingin, minat minyak Barat, dan konflik-konflik Arab-Israel dan Israeli-Palestinian. Presepsi “ anti barat” atau “anti Amerika”, di mana “Barat” dan “Islam” bersifat terminologi tidak cocok/bertentangan.Maka barat dapat melakukan berbagai daya dan upaya untuk menjinakan dan melemahkan Islam. Dalam jurnal tersebut adanya Satu pendekatan yang harus digarisbawahi bahwa adanya kemungkinan hubungan-hubungan antara Islam dan Barat itu dapat terciptanya kesepakatan damai.

Apakah hal itu bisa terjadi? Saya rasa tidak.

Jadi, Islamofobia itu diperuntukan untuk orang-orang non- Islam bukan? Apakah Islamofobia sama dengan orang-orang muslim yang menyebutkan “anti barat”? Apakah kemungkinan sama tetapi ketakutan dalam konteks yang berbeda?

Menurut Lelong, dalam Islam Online.net mengatakan bahwa kurangnya pemahaman tentang Islam juga menjadi salah satu factor utama makin meningkatnya sikap Islamofobia di Barat. karena banyaknya peniliti dan media massa di Barat yang memberikan imej yang buruk terhadap Islam.