“ Si lumba-lumba, hey hey… main api...
“Susan susan susan udah gede mau jadi apa?”
Kalimat diatas adalah salah satu lirik dari sekian banyak lagu anak-anak yang populer pada masa 90-an. Dahulu banyaknya penyanyi cilik yang menghasilkan album anak-anak dimana anak-anak benar-benar menjadi “real anak-anak”. Dahulu, sewaktu saya masih di Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Dasar lagu tersebut masih terdengar ditelinga namun seiring dengan perkembangan zaman , lagu anak-anak jarang terdengar lagi. Sekarang telah diganti dengan nyanyian lagu dewasa.
“ Lelaki buaya darat busyet aku tertipu lagi…”
“ Engkau bukanlah segalaku bukan tempat tuk hentikan langkahku…”
“Oo, kamu ketahuan pacaran lagi…”
Waah, sekarang dimana-mana lagu-lagu diatas sudah popular ditelinga anak-anak. Seperti sepupu berusia kira-kira 3 tahun, saya menyuruhnya bernyanyi Pelangi-pelangi, Balonku atau Bintang Kecil, Eh dia menolak, katanya” pengennya nyanyi lagu Samson aja”. Langsung dia menyanyikan “ Aku yang lemah tanpamu, aku yang rentan karena cinta yang tlah hilang darimu yang mampu menyanjungku, selama mata terbuka sampai jantung tak berdetak, selama itupun aku mampu untuk mengenangmu, darimu kutemukan hidupku, bagiku kaulah cinta sejati…yeee huuu…., bila yang tertulis untukku adalah yang terbaik untukmu kan ku jadikan kenangan yang terindah dalam hidupku,…..”
Waduh…spontan kaget, ko dia begitu hapal lirik lagu itu dari awal sampai akhir, saya saja tidak. Untung dia sepupu saya, bukan anak saya, hehehe…wah..bagaimana nasib anak saya kelak ya?? Anak-anak ya anak-anak, dewasa ya dewasa. Meskipun ada anak-anak yang berpikiran dewasa dan dewasa berpikiran anak-anak. Tetap saja saya termasuk orang yang tidak setuju bila anak-anak menyanyikan lagu dewasa. Jadi pikiran saya termasuk pikiran anak-anak atau dewasa??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar