Minggu, 08 Juni 2008

Krisis Energi


Kehadiran sumber daya alam yang dapat menghasilkan energy khususnya jenis energy campuran (mix energy), yaitu minyak bumi, gas alam, batu bara, air dan panas bumi mulai dirasakan sangat penting sejalan dengan munculnya revolusi indutri . konsumsi energy minyak bumi terus mengalami peningkatan ketika proses industrilisasi semakin menglobal baik untuk kebutuhan ekonomi maupun indutri militer. Ketika kebutuhan energy khususnya minyak bumi dibutuhkan oleh masyarakat dunia pasti akan timbul kecenderungan Negara-negara dengan kekuatan militer yang besar menggunakan kekuatan militernya untuk melindungi suplai energy dan mencari energy baru. Situasi Amerika Serikat dalam hal ini merupakan anggota masyarakat dunia yang paling rakus, namun sebenarnya diri kitalah yang paling rakus.

Kita tahu bahwa adalah khas manusiawi apabila, ketika dihadapkan pada kelangkaan barang-barang kita cenderung ingin merebut barang-barang tersebut hanya untuk kita, yang sangat mengutamakan dorongan-dorongan mementingkan diri sendiri, dan karenanya meningkatkan konflik antara diri kita dengan orang lain yang menginginkan barang-barang yang sama tersebut.

Kekayaan alam yang dimiliki di wilayah laut Kaspia memunculkan persaingan yang disebut The New Great Game yaitu Amerika Serikat, RRC, Rusia, Turki, Iran, termasuk Argentina dan Perancis. Menurut perkiraan pemerintah AS laut Kaspia menyimpan kurang lebih 150 milyar barel kandungan minyak bumi dibandingkan total kandungan di kawasan Asia Timur sebagai penghasil minyak mentah terbesar di dunia.

Fenomena krisis energy tidak saja dikhawatirkan karena semakin menipisnya cadangan energy minyak bumi di masa depan tetapi juga embargo minyak serta ancaman keamanan global dengan melakukan persaingan menggunakan kekuatan militer.


Referensi:

Nurani Chandrawati. Krisis Energi dan Keamanan Pasokan Energi. Aanlisis CSIS Jurnal.Vol.36, No. 1,2007.


Tidak ada komentar: