Minggu, 13 Januari 2008

Kepemimpinan Perempuan

Nabi bersabda, “ Perempuan itu adalah tiang Negara. Bila ia tidak baik maka akan baiklah dan sebaliknya bila ia rusak maka rusaklah Negara.”

Sering sekali saya berdebat dengan teman dekat alias “pacar”, mengenai kedudukan dan posisi perempuan dalam kepemimpinan dan segala aspek kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh perempuan “saat ini” dan jika ada peran saya yang menonjol selalu saya berkata berdasarkan sabda Nabi diatas. Adanya perbedaan pendapat yang membuat saya “muak” dengan laki-laki tapi sepertinya “dia”, mungkin begitu juga sebaliknya. Karena saya memandang segala opini-opini yang diucapkan bersifat egois dan tidak mau dikalahkan oleh saya.yaaa…mungkin kita satu sama lain belum memahami benar hakikat atau kedudukan antara laki-laki dan perempuan.
Lahirnya feminisme di Indonesia pada era 1980-an, bermunculan pula pembicaraan tentang perempuan dengan berbagai variasi, mulai dari emansipasi, peran ganda, pemberdayaan, pelecehan seksual dan hak-hak perempuan.
Mendengar kata pemimpin identik dengan laki-laki, padahal belum tentu laki-laki menguasi kepemimipinan dimuka bumi. Namun dalam surat An Nisaa ayat 34 dijelaskan bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi wanita. Jadi…?
Dahulu perempuan jarang dipandang, bahkan ada yang sampai membunuh perempuan sampai datanglah agama Islam untuk mengangkat dan melindungi hak-hak perempuan dan anak-anak. Tugas pokok manusia adalah sebagai khalifah dimuka bumi. Dimana sebagai pengemban amanat Allah untuk mengolah, memelihara dan mengembangkan bumi. Jadi, antara laki-laki dan perempuan adalah sama.
Rasulullah menegaskan bahwa semua manusia adalah pemimpin. Dalam buku Memposisiskan Kodrat: Perempuan dan Perubahan dalam Perspektif Islam, setiap manusia secara fungsional dan social adalah pemimpin. Akan tetapi ada manusia yang yang bisa merealisasikan potensinya dan ada manusia yang tidak bisa merealisasikan potensinya menjadi pemimpin.

Karena hal tersebut diatas, sekarang ini banyak perempuan yang dapat merealisasikan potensinya melebihi laki-laki. Sehingga terkadang kaum perempuan meremehkan atau menyepelekan kemampuan laki-laki. Benar begitu?? Ada kemungkinan perdebatan yang terjadi diatas karena terkadang saya menyepelekan kemampuan laki-laki.
Saya mendukung mengenai kepemimpinan perempuan asal dapat menempatkan kodratnya sebagai perempuan dimana mempunyai fungsi dan peran yang berbeda dengan kaum laki-laki. Bagaimanapun juga laki-laki juga menginginkan perempuan menjadi seperti “perempuan” bukan seperti “laki-laki”. Yah, begitu juga sebaliknya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Nitaaa,,,, akhirnya dirimu mau menulis juga.
Saya merupakan orang yang tidak setuju untuk memposisikan wanita sebagai pemimpin. Bukannya merendahkan wanita, justru saya pikir wanita itu jauh lebih HEBAT, jauh lebih KUAT, dan jauh segala-galanya dari pria. Wanita kuat bertahun-tahun merasakan pega-pegal bulanan. Coba Pria yang datang bulan, pasti hancurlah dunia ini. Wanita itu kuat mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkan. Pria mana tahan??? Bukannya Pria paling anti dengan hal yang risih-risih???.
Akui saja wahai Pria,,, Wanita bisa hidup tanpa Pria. Buktinya, banyak JANDA yang kuat hidup sendiri. Bandingkan dengan Pria yang menDUDA. Jarang yang bisa bertahan dengan kesendirian.
Terlepas dari itu semua, mengapa ALLAH SWT justru memposisikan Pria sebagai pemimpin??? Karena Pria merupakan penyeimbang dari KEKUATAN-kekuatan wanita yang saya sebut diatas... dibalik kekuatannya, wanita memiliki banyak kelemahan.
Sekuatnya Wanita, hanya sesosok Hawa yang butuhkan perlindungan sosok adam. Wanita lemah menghadapi problema hidup.
Tapi tetap saja, ADAM PUN BUTUHKAN HAWA....

_Teu nyambung ya nit???_